Rabu, 16 Maret 2011

About Me

  • Foto Saya
  • Nama     : Dela Yoshinta Marisha
  • TTL       : Prob, 27 Juli 1995
  • Alamat   : Plampang Paiton
  • Hoby     : Ngutang, Nggosip, Ngoceh ....

Gunung Api Tidur Diperkirakan Bangun Lebih Cepat

Gunung api yang sedang tidur bisa bangun lebih cepat dari perkiraan.

Para ahli geologi dari University of Washington membuat model gunung api baru dan mereka mendapatkan bukti kalau gunung api tak aktif bisa bangun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. "Perpindahan panas ke sistem magma jauh lebih efisien dari yang pernah kami sangka," jelas George Bergantz, salah seorang ahli geologi yang turut dalam studi.

Gunung api memiliki bilik yang berisi bubur magma yang liat. Agar gunung api dapat kembali aktif, bubur ini harus dipanasi oleh magma baru dari lapisan Bumi yang lebih bawah. Menurut teori, butuh waktu ratusan hingga ribuan tahun agar panas bisa mencapai bilik dan membuat magma cukup cair untuk erupsi. Model gunung api yang baru mendapati kalau magma baru lebih mudah tercampur dengan bubur magma yang sudah ada di bilik. "Karena itulah 'kebangkitan' bisa terjadi lebih cepat," kata Bergantz.

Tim peneliti membandingkan model buatan mereka dengan dua erupsi, Gunung Pinatubo di Filipina yang meletus 1991 dan Soufriere Hills yang sedang meletus di daerah Montserrat. Peneliti menganalisis temperatur magma, ukuran bilik, serta segi fisik lain untuk mengetahui rentang waktu antara peringatan pertama hingga letusan.

Di Pinatubo, tim menemukan bahwa bilik magma butuh waktu 20 hingga 80 hari untuk aktif kembali. Berdasarkan teori konvensional, bilik ini harusnya aktif dalam waktu 500 tahun.

Meskipun aktif lebih cepat, Bergantz menjelaskan, "Model ini tidak memprediksikan kalau kebangkitan gunung api selalu berakhir pada letusan."

Michael Petronis, ahli geologi dari New Mexico Highlands University di Las Vegas, menyebutkan model ini merupakan hasil kerja yang baik. Meskipun demikian, ia menemukan beberapa kelemahan. "Proses pencampuran magma dikendalikan oleh kemampuan mengapung sehingga magma panas naik ke bilik penyimpanan dan mengubah bubur lengket. Teori ini tidak menjelaskan keseluruhan proses pencampuran," katanya. Ia menjelaskan kalau magma panas memang naik, tapi tidak akan tercampur dengan magma yang sudah ada di sana. "Magma itu tidak cukup panas untuk melelehkan segalanya," jelasnya.

Bergantz menjelaskan kalau model penelitiannya merupakan langkah pertama dari sebuah proses yang sangat rumit. "Masih sedikit hal dipahami," katanya

Banjir Bandang Tangse Diduga Akibat Pembalakan Liar

Banjir bandang yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, diduga akibat pembalakan liar yang merusak hutan-hutan di barisan perbukitan Tangse. Banjir dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah Pidie selama empat hari berturut-turut.

”Kalau melihat banyaknya material lumpur dan kayu-kayu gelondongan yang terbawa banjir, ini jelas kaitannya dengan pembalakan liar,” kata Zulfikar, sukarelawan bencana Kecamatan Tangse.

Kamis (10/3) sore, banjir bandang terjadi di Kecamatan Tangse. Ada lima desa dengan kerusakan terparah terkena banjir, yaitu Peunalom 1, Peunalom 2, Layan, Pulo Baro, Blang Jrat, dan Blang Dalam. Banjir yang menghancurkan 160 unit rumah itu diperkirakan menewaskan puluhan warga. Banjir tersebut juga mengakibatkan 4 jembatan putus dan jalur nasional yang menghubungkan Pidie-Tangse-Aceh Besar putus. Sebanyak 21 jenazah korban banjir bandang ditemukan pada Jumat (11/3). Diperkirakan masih ada belasan hingga puluhan lagi korban yang masih hilang.

Menurut catatan Posko Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana Pidie, para korban tersebut 10 di antaranya warga Desa Pucoek Sa dan Blang Dalam, sedangkan 11 lainnya warga Desa Peunalom 1, Peunalom 2, dan Layan. Tubuh mereka ditemukan di antara tumpukan lumpur dan kayu gelondongan yang terbawa arus banjir. (Mohammad Burhanuddin

Negara Tetangga Jepang Siaga

Beberapa negara tetangga Jepang, seperti Taiwan dan Korsel, melakukan tindakan pencegahan pencemaran nuklir meskipun masih dalam tahap wajar.

Sejak ledakan reaktor nuklir diberitakan, Dewan Energi Atom (Atomic Energy Council/AEC) Taiwan langsung memonitor perkembangan. Direktur AEC Chen Yi-pin melaporkan, tingkat konsentrasi radiasi belum melebihi batas standar keamanan, sejauh ini. Mereka masih menahan keputusan status situasi darurat sampai mendeteksi adanya ketidaknormalan.

Meski arah angin bertiup saat ini lebih ke Samudera Pasifik, ketimbang menuju wilayah-wilayah berpenduduk, pemerintah sejumlah negara di kawasan Asia tetap berjaga-jaga terhadap kemungkinan radiasi.

Kementerian Pangan, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Korsel memberi pernyataan akan melakukan inspeksi menyeluruh terhadap produk-produk yang berisiko terpapar radioaktif. Inspeksi  akan berlangsung sampai 30 April, dan dilanjutkan sekali sebulan pada Mei dan Juni.

Sementara di Filipina, pemeriksaan paparan radiasi dijalankan oleh Philippine Nuclear Research Institute (PNRI) yang berbasis di Manila. "Kami mengamati keadaan udara empat kali sehari," kata Direktur PNRI Alumanda de la Rosa. Presiden Benigno Aquino pun telah memerintahkan update berkala dari agen-agen pemerintahan terkait masalah radiasi nuklir.

Atoms of Peace, suatu lembaga riset nuklir berwenang di Thailand, juga bersiap melakukan inspeksi bahan makanan impor dari Jepang untuk memastikannya terbebas radiasi. China, Korea Selatan, Malaysia, Hong Kong, juga Filipina melakukan hal yang kurang lebih sama.

Ledakan reaktor nuklir milik Jepang di Fukushima untuk ketiga kalinya pada hari Selasa (15/3) pukul 06.14 waktu setempat, mengakibatkan potensi bahaya dari partikel material radioaktif yang terlepas ke udara. Jepang telah memperingatkan bahwa tingkat radioaktif secara signifikan meningkat di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir pasca ledakan reaktor nomor 2 itu. Berdasarkan lansiran Kantor Berita Kyodo, tingkat radiasi tertinggi tercatat hari Selasa itu di selatan Fukushima.

Earth Hour Sebagai Gaya Hidup

Gubernur Jakarta Fauzi Bowo mengharapkan Earth Hour tidak sekadar berlangsung 1 jam, tapi membangkitkan gaya hidup hemat listrik.

"Tujuan kita sebenarnya adalah untuk menjadikan ini sebagai gaya hidup, jadi bukan karena ada Earth Hour saja," tambahnya. Sebagai bentuk partisipasinya, Gubernur akan memadamkan lampu di beberapa ikon Kota DKI Jakarta, seperti Bundaran Hotel Indonesia, Monas, Air Mancur Arjuna Wiwaha, Patung Pemuda, Gedung Balai Kota, dan gedung pemerintah terkait lainnya.

Earth Hour kembali akan dilaksanakan untuk ketiga kalinya pada 26 Maret 2011 mendatang. WWF-Indonesia bersama Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengajak penduduk DKI Jakarta untuk mematikan lampu dan peralatan listrik selama satu jam pada pukul 20.30-21.30 WIB. "Dengan Earth Hour ini, kita berharap dapat menghemat listrik sebanyak 120.000 megawatt, padahal hanya satu jam. Coba kita bayangkan bila Earth Hour lebih lama lagi," ungkap Fauzi Bowo saat jumpa pers, Rabu (16/3) di Hotel J.W. Marriot, DKI Jakarta. 

Pemerintah dengan dibantu beberapa organisasi yang turut bekerja sama, akan mengimbau masyarakat luas, khususnya DKI Jakarta untuk turut serta dalam Earth Hour ini. Seperti yang diucapkan oleh Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia, "Earth Hour ini juga berfungsi untuk mengingatkan masyarakat pada emisi gas karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang ada."

Menurut Efransjah, Earth Hour kali ini berbeda, karena WWF telah mengangkat inisiatif sumber energi baru terbarukan di Kalimantan Barat yang belum tersuplai listrik. "Setelah Earth Hour, akan kami bangun sebuah pembangkit listrik mikrohidro di Kalimantan Tengah," tambahnya. 

Earth Hour Sebagai Gaya Hidup

Gubernur Jakarta Fauzi Bowo mengharapkan Earth Hour tidak sekadar berlangsung 1 jam, tapi membangkitkan gaya hidup hemat listrik.

"Tujuan kita sebenarnya adalah untuk menjadikan ini sebagai gaya hidup, jadi bukan karena ada Earth Hour saja," tambahnya. Sebagai bentuk partisipasinya, Gubernur akan memadamkan lampu di beberapa ikon Kota DKI Jakarta, seperti Bundaran Hotel Indonesia, Monas, Air Mancur Arjuna Wiwaha, Patung Pemuda, Gedung Balai Kota, dan gedung pemerintah terkait lainnya.

Earth Hour kembali akan dilaksanakan untuk ketiga kalinya pada 26 Maret 2011 mendatang. WWF-Indonesia bersama Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengajak penduduk DKI Jakarta untuk mematikan lampu dan peralatan listrik selama satu jam pada pukul 20.30-21.30 WIB. "Dengan Earth Hour ini, kita berharap dapat menghemat listrik sebanyak 120.000 megawatt, padahal hanya satu jam. Coba kita bayangkan bila Earth Hour lebih lama lagi," ungkap Fauzi Bowo saat jumpa pers, Rabu (16/3) di Hotel J.W. Marriot, DKI Jakarta. 

Pemerintah dengan dibantu beberapa organisasi yang turut bekerja sama, akan mengimbau masyarakat luas, khususnya DKI Jakarta untuk turut serta dalam Earth Hour ini. Seperti yang diucapkan oleh Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia, "Earth Hour ini juga berfungsi untuk mengingatkan masyarakat pada emisi gas karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang ada."

Menurut Efransjah, Earth Hour kali ini berbeda, karena WWF telah mengangkat inisiatif sumber energi baru terbarukan di Kalimantan Barat yang belum tersuplai listrik. "Setelah Earth Hour, akan kami bangun sebuah pembangkit listrik mikrohidro di Kalimantan Tengah," tambahnya. 

Fakta - fakta seputar Tsunami

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai tsunami, mulai dari penyebab, peringatan, sampai hal yang perlu dilakukan ketika tsunami mengancam.

Berdasarkan U.S Geological Survey, gempa tersebut berada di urutan kelima terluas dampaknya di seluruh dunia, sejak 1900. Bagi Jepang, gempa ini merupakan gempa terkuat selama 140 tahun. Tsunami yang mengikutinya mencapai ketinggian hingga 10 meter.

Tsunami merupakan beberapa gelombang laut yang disebabkan oleh gempa Bumi bawah laut, longsor, atau ledakan gunung. Tsunami juga bisa disebabkan oleh jatuhnya meteor di laut.

Ilmuwan pernah temukan bukti kalau beberapa tsunami besar terjadi akibat tumbukan asteorid. Saking besarnya tsunami tersebut, hanya gunung tertinggi 3,5 miliar tahun yang lalu yang "selamat". Garis pantai dan kepulauan berubah drastis. Kehidupan nyaris punah.

Gempa Bumi baru bisa memicu tsunami apabila menyebabkan pergerakan di dasar laut yang mengakibatkan pergerakan air secara tiba-tiba dalam jumlah yang banyak.

Tsunami bukan hanya satu gelombang besar, tapi rentetan gelombang. Gelombang yang mematikan belum tentu gelombang yang pertama.

Kata "tsunami" sendiri berasal dari bahasa Jepang, mengingat fakta bahwa Jepang merupakan negara yang cukup sering dilanda tsunami. Dalam beberapa abad terakhir, sudah ada ribuan warga Jepang yang tewas karena menjadi korban tsunami.

Gelombang tsunami bisa melintasi samudra tanpa kehilangan energi. Gelombang tsunami yang dipicu gempa di Sumatra pada tahun 2004 bergerak sejauh 5.000 kilometer sampai Afrika dengan tenaga yang cukup untuk merusak gedung dan membahayakan manusia.

Tsunami bisa memiliki kecepatan 800 kilometer per jam, melintasi lautan tanpa terdeteksi selama sehari atau kurang. Ilmuwan bisa mendeteksi waktu tiba tsunami dengan memperhitungkan kedalaman air, jarak, dan kejadian yang memicu tsunami.

Tinggi tsunami mungkin kurang dari 30 sentimeter di laut terbuka. Tapi Karena kecepatannya yang tinggi--beberapa gelombang bisa secepat pesawat jet--dan mencapai daerah pantai yang dangkal, tinggi gelombang meningkat akibat air di bagian atas bergerak lebih cepat daripada bagian bawah.

Secara alamiah, pantai biasanya memiliki pemecah gelombang tsunami sehingga dampaknya tidak terlalu besar di daratan. Karang, muara, dan teluk merupakan contoh peredam alami tsunami.

Tsunami yang terjadi di Aceh dinilai sebagai tsunami paling mematikan. Lebih dari 200 ribu orang meninggal dan masih banyak orang yang hilang. Tsunami paling mematikan sebelumnya terjadi pada tahun 1781 di Laut China Selatan, diperkirakan menewaskan 40 ribu orang. Tahun 1883, letusan Krakatau menyebabkan tsunami dan menewaskan 36.500 orang.

Daerah Pasifik merupakan zona tsunami paling aktif, menurut NOAA.

Peringatan dini tsunami yang alami: gempa Bumi. Jika terjadi gempa, orang-orang diperingatkan agar menjauh dari daerah pantai.

Para saksi mata menyebutkan kenaikan atau penyurutan air laut sering jadi tanda-tanda tsunami. Banyak korban menghilang saat tsunami terjadi di Aceh karena orang-orang mendekat ke laut saat air laut surut. Para ahli menjelaskan kalau surutnya air laut itu bisa jadi tanda bahwa sekitar 5 menit lagi akan terjadi tsunami.

Bahaya tsunami bisa terjadi dalam waktu beberapa jam setelah gelombang pertama. Gelombang tsunami lain bisa datang dalam waktu 5 menit hingga 1 jam

Penuaan Manusia Mirip Simpanse, Gorila, dan Primata Lain

Manusia punya umur yang setara dengan umur primata meskipun manusia memiliki tingkat kehidupan yang lebih tinggi--teknologi, pakaian, obat-obatan, dan lainnya.

Anne Bronikowsi dan timnya dari Department of Ecology, Evolution and Organismal Biology di Iowa State University mendapati kalau wanita memiliki kemiripan dengan gorila dalam hal kematian bayi. Dalam hal laju penuaan, wanita memiliki kemiripan dengan simpanse, sifaka, babon, dan muriqui.

Sementara itu, pria sedikit lebih lambat menua dibandingkan dengan primata. "Tapi perbedaannya sangat tipis," kata peneliti. "Bisa dibilang, penuaan pada pria mirip dengan penuaan pada wanita dan primata lain dalam studi ini," tegas Bronikowski.

Bronikowski membandingkan data hasil penelitian jangka panjang mengenai manusia dan primata-primata liar, termasuk monyet dari Costa Rica, Brazil, babon dan monyet biru dari Kenya, simpanse dari Tanzania, Gorila dari Rwanda, dan lemur dari Madagaskar.

Seluruh primata, seperti manusia, mengalami tingkat kematian bayi yang tinggi, diikuti oleh tingkat kematian rendah pada remaja, dan kenaikan tingkat kematian di usia yang lebih tinggi. Karena pola ini serupa pula pada seluruh hewan, peneliti melihat lebih fokus pada laju kematian awal dan peningkatan laju kematian pada usia tertentu.

Profesor Cale Finch dari Ethel Percy Andrus Gerontology Center, yang pada tahun 1990 menerbitkan artikel tentang monyet yang kecepatan penuaannya sama dengan manusia, mengatakan kalau penelitian ini mendokumentasikan pengaruh lingkungan terhadap kematian manusia dan primata selama proses penuaan. "Studi ini dan studi berikutnya penting bagi kelangsungan hidup manusia," katanya.

Gempa Di Haiti

Tahun 2010 baru berjalan 12 hari ketika gempa bumi memorakporandakan Port-au-Prince, Haiti. Gempa tersebut mengakibatkan 200 ribu orang meninggal dan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Setelah gempa, ilmuwan mendapati patahan baru yang belum pernah terpetakan. Gempa bumi meningkatkan tegangan pada patahan sehingga berpotensi untuk mengakibatkan gempa besar.

Pada 27 Februari, Chili dilanda gempa. Dengan kekuatan 8,8 Skala Richter itu mengubah lanskap dengan menaikkan daratan sekitar 2,4 meter di daerah pesisir. Menurut laporan tanggal 15 Mei 2010, jumlah korban mencapai 521 orang dan 56 dinyatakan hilang.

Ozon di Kutub Utara terus Menipis

Lapisan ozon di Kutub Utara terus mengalami penipisan. Temperatur udara yang relatif rendah sejak akhir tahun lalu mendorong penipisan ozon pada sebuah rekor baru.

Penipisan lapisan gas yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV) yang dipancarkan matahari ini terdeteksi oleh lebih dari 30 stasiun pemantau yang tersebar di daerah kutub utara dan sub-arktik. Hasil pengukuran menunjukkan, separuh lapisan ozon pada ketinggian 20 kilometer telah mengalami kerusakan hanya dalam waktu seminggu.

Menurut Markus Rex, ilmuwan dari Alfred Wagener Institute (AWI), Jerman, yang memantau lapisan ozon, kerusakan diperkirakan masih akan terus terjadi karena kondisi yang menyebabkan terjadinya penipisan ozon masih terus berlangsung. Oleh karena itu, Rex merekomendasikan perhatian ekstra berupa perlindungan terhadap radiasi UV yang memadai pada musim semi tahun ini.

Kerusakan ozon terjadi disebabkan chlorofluorocarbons (CFCs) yang berubah menjadi zat agresif serta merusak ozon ketika terpapar udara yang sangat dingin. Para ilmuwan mengaitkan fenomena kerusakan ozon dengan perubahan iklim, terutama ketika musim dingin lalu temperatur udara terasa lebih dingin yang menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada lapisan ozon.

Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah terhadap lapisan ozon, sebuah kebijakan lingkungan internasional yang dinamakan Protokol Montreal telah diberlakukan. Berdasarkan protokol tersebut, penggunaan bahan berbahaya CFC dilarang di seluruh dunia mulai tahun 1987. 

Meski demikian, CFCs yang telah dilepas ke udara pada dekade sebelumnya akan tetap ada di atmosfer hingga berpuluh tahun mendatang. Oleh karena itu, nasib lapisan ozon di kutub utara sangat bergantung pada temperatur udara di stratosfer yang berada pada ketinggian sekitar 20 kilometer di atas bumi yang sekaligus berhubungan dengan perubahan iklim bumi. 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons